Myofilamen (Si kecil
penyebab gerak)
Otot
adalah sebuah jaringan dalam tubuh manusia dan hewan yang berfungsi sebagai
alat gerak aktif yang menggerakkan tulang. Lapisan atau Struktur otot, antara lain:
Facia
Epimysium
Fasiculus
Muscle
fiber (serabut otot)
Myofibril
Myofilamen (Aktin & Miosin)
Setiap
serabut otot / sel otot mengandung sejumlah serabut kecil yang sangat teratur
kerjanya disebut miofilamen. Gabungan dari beberapa miofilamen akan membentuk
miofibril. Miofilamen terdiri dari 2, yaitu aktin dan miosin.
Karakteristik Aktin
Karakteristik Aktin
- Filamen tipis berbentuk segi enam yang dikelilingi miosin
- Membuat dan memutuskan hubungan dengan miosin selama kontraksi
- Memiliki tropomiosin dan troponin
- Tropomiosin terbentuk dari aktin yang berpilin ganda
- Troponin adalah suatu protein pengatur loncatan ke tropomiosin
Karakteristik Miosin
Sering
disebut sebagai filament kasar (coarse filament). Miosin berdiameter 100
amstrong dan panjangnya 1,5Å, filament ini membentuk daerah A atau cakram A.
Filament ini tersusun paralel dan berenang bebas dalam matriks. Bagian tengah
agak tebal dari bagian tepi. Fungsi dari miosin adalah sebagai enzim
katalisator yang berperanan memecah ATP menjadi ADP ditambah energi dan energy
ini digunakan sebagai kontraksi. Ciri-ciri miosin yaitu :
- Filamen tebal
- Persilangan / proyeksi sekitar filamen
- Kepala yang bulat melalui jembatan dengan aktin
- Bentuknya sederhana
- Semua persilangannya tidak dapat disamakan
- Pergerakannya selalu berkesinambungan
Suatu potensial aksi berjalan di
sepanjang sebuah saraf motorik sampai ke ujungnya pada serabut otot. Bila suatu
impuls saraf tiba di taut neuromuscular. Konsep kontraksi otot juga digambarkan
melalui mekanisme peluncuran dalam kontraksi (sliding mechanism of
contraction) yang diajukan Andrew Huxley. Pada waktu kontraksi, filamen
aktin akan meluncur atau mengerut diantara miosin ke dalam zona H, menyebabkan
zona H menjadi pendek. Yang bergerak saat kontraksi adalah garis Z, sedangkan
lebar pita A tetap sama. Huxley menjelaskan bahwa pada saat proses kontraksi
berlangsung, miofilamen halus (aktin) dikedua pihak dalam sebuah sarkomer,
meluncur atau menyusup diantara miofilamen tebal di sekelilingnya, mendekati
ujung-ujung miofilamen halus di pihak lain.
Dalam sebuah myofibril, sejumlah
mifilamen halus berpangkal pada lempeng Z dan meluas ke setengah lempeng I dan
sebagian dari lempeng A sampai batas lempeng H. Dengan demikian lempeng H
dibatasi oleh ujung-ujung miofilamen halus dari kedua belah pihak, sedang
miofilamen tebal yang berada sebagian di antara miofilamen halus, perluasannya
dalam satu sarkomer dimulai dari batas lempeng I di suatu pihak, sampai batas
lempeng I di pihak lain. Di antara kedua miofilamen tersebut dihubungkan oleh
molekul-molekul berbentuk kaitkait pendek yang merupakan bagian dari miofilamen
tebal yang dinamakan “cross bridge”.
Saat berlangsung kontraksi, pada
setiap sarkomer ujung-ujung miofilamen halus saling mendekat. Tetapi karena
ujung lainnya bertumpu pada lempeng Z, pada saat meluncurnya miofilamen halus
terhadap miofilamen kasar dalam upaya mendekati ujung miofilamen diseberangnya,
akan mengakibatkan mendekatnya lempeng Z. Aktivitas tersebut akan menyebabkan
sarkomer menjadi sempit. Jika seluruh sarkomer di sepanjang serabut otot
menyempit, maka seluruh serabut akan memendek pula.
Jelaslah bahwa kontraksi disebabkan
oleh kemampuan saling tarik antara dua macam mioflamen yang diwujudkan sebagai
saling menggesernya miofilamen sedemikian rupa sehingga terdapat pelekatan yang
maksimal dari masing-masing permukaan miofilamen.