JAM

Jumat, 17 Maret 2017

Pola penyakit diabetes  pada 10 provinsi besar  di Indonesia
Dengan usia 15 sampai 18 tahun
Nama   : Muhamad Ramadhansyah
NIM    : 2015-66-053

Diabetes Melitus (DM) atau diabetes saja merupakan penyakit gangguan metabolic menahun akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapatmenggunakan insulinyang di produksi secara efektif. Insulin adalah hormon yang mengatur keseimbangan kadar gula darah. Akibatnya terjadi peningkatan konsentrasi glukosa di dalam darah (Hiperglikemia). yang disebabkan oleh banyak faktor seperti kurangnya insulin atau ketidakmampuan tubuh untuk memanfaatkan insulin (Insulin resistance), dengan simtoma berupa hiperglikemia kronis dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, sebagai akibat dari:
provinsi
Jumlah penduduk
Sampel Diagnosa
Persentase %
usia 15 sampai 18
DKI Jakarta
7609272
228278
33.3
Jawa Timur
28855895
721398
40.0
Sumatra Utara
8939623
205611
43.5
Jawa Barat
32162328
643246
50.0
Jawa Tengah
24089433
457669
52.6
Sulawesi Selatan
5738932
195194
29.4
Sumatra Selatan
5479724
71237
76.9
Kalimantan Timur
2753491
74344
37.0
Riau
4107117
49285
83.3
Kalimantan Selatan
2722366
54447
50.0

            Glukosa adalah bukan gula biasa yang umum tersedia di toko atau pasar. Glukosa adalah karbohidrat alamiah yang digunakan tubuh sebagai sumber energi. Yang banyak dijual adalah sukrosa dan ini sangat berbeda dengan glukosa. Konsentrasi tinggi dari glukosa dapat
ditemukan pada minuman ringan (soft drink) dan buah-buah tertentu. Kadar gula darah hanya menyiratkan kadar glukosa darah dan tidak menyatakan kadar fruktosa, sukrosa, maltosa dan laktosa (banyak pada susu). Yang bukan glukosa akan diubah sebagian menjadi glukosa melalui proses yang bisa panjang tergantung jenisnya, karenanya mungkin tidak cepat menaikkan kadar gula darah. Buah selain memiliki glukosa juga memiliki fruktosa dengan komposisi yang berbeda-beda tergantung buahnya. Sukrosa termasuk cepat berubah menjadi glukosa, tetapi gula batu karena proses pembuatannya berbeda lebih baik dari gula pasir, sedangkan gula aren dan gula jawa jauh lebih baik bagi penderita diabetes.

            Kadar glukosa pada darah dikendalikan oleh beberapa hormon. Hormon adalah zat kimia di dalam badan yang mengirimkan tanda pada sel-sel ke sel-sel lainya. Insulin adalah hormon yang dibuat oleh pankreas. Ketika makan, pankreas membuat insulin untuk mengirimkan pesan pada sel-sel lainnya di tubuh. Insulin ini memerintahkan sel-sel untuk mengambil glukosa dari darah. Glukosa digunakan oleh sel-sel untuk pembuatan energi. Glukosa yang berlebih disimpan dalam sel-sel sebagai glikogen. Pada saat kadar gula darah mencapai tingkat rendah tertentu, sel-sel memecah glikogen menjadi glukosa untuk menciptakan energi.
            Berdasarkan penelitian epidemiologi di Indonesia tingkat penderita di pedesaan lebih rendah dibandingkan di perkotaan. Diabetes sering menjadi “silent killer” dan pemicu komplikasi penyakit laiinya seperti stroke dan serangan jantung.


Sumber : http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-diabetes.pdf

Rabu, 05 Oktober 2016

Teori Myofilamen



Myofilamen (Si kecil penyebab gerak)
Otot adalah sebuah jaringan dalam tubuh manusia dan hewan yang berfungsi sebagai alat gerak aktif yang menggerakkan tulang. Lapisan atau Struktur otot, antara  lain:

Facia 
Epimysium 
Fasiculus 
Muscle fiber (serabut otot) 
Myofibril 
Myofilamen (Aktin & Miosin)

Setiap serabut otot / sel otot mengandung sejumlah serabut kecil yang sangat teratur kerjanya disebut miofilamen. Gabungan dari beberapa miofilamen akan membentuk miofibril. Miofilamen terdiri dari 2, yaitu aktin dan miosin.
Karakteristik Aktin
  • Filamen tipis berbentuk segi enam yang dikelilingi miosin
  •  Membuat dan memutuskan hubungan dengan miosin selama kontraksi
  • Memiliki tropomiosin dan troponin
  • Tropomiosin terbentuk dari aktin yang berpilin ganda
  • Troponin adalah suatu protein pengatur loncatan ke tropomiosin
Karakteristik Miosin
Sering disebut sebagai filament kasar (coarse filament). Miosin berdiameter 100 amstrong dan panjangnya 1,5Å, filament ini membentuk daerah A atau cakram A. Filament ini tersusun paralel dan berenang bebas dalam matriks. Bagian tengah agak tebal dari bagian tepi. Fungsi dari miosin adalah sebagai enzim katalisator yang berperanan memecah ATP menjadi ADP ditambah energi dan energy ini digunakan sebagai kontraksi. Ciri-ciri miosin yaitu :
  • Filamen tebal
  • Persilangan / proyeksi sekitar filamen
  • Kepala yang bulat melalui jembatan dengan aktin
  • Bentuknya sederhana
  • Semua persilangannya tidak dapat disamakan
  • Pergerakannya selalu berkesinambungan
Bagaimana kontraksi pada Myofilamen :
            Suatu potensial aksi berjalan di sepanjang sebuah saraf motorik sampai ke ujungnya pada serabut otot. Bila suatu impuls saraf tiba di taut neuromuscular. Konsep kontraksi otot juga digambarkan melalui mekanisme peluncuran dalam kontraksi (sliding mechanism of contraction) yang diajukan Andrew Huxley. Pada waktu kontraksi, filamen aktin akan meluncur atau mengerut diantara miosin ke dalam zona H, menyebabkan zona H menjadi pendek. Yang bergerak saat kontraksi adalah garis Z, sedangkan lebar pita A tetap sama. Huxley menjelaskan bahwa pada saat proses kontraksi berlangsung, miofilamen halus (aktin) dikedua pihak dalam sebuah sarkomer, meluncur atau menyusup diantara miofilamen tebal di sekelilingnya, mendekati ujung-ujung miofilamen halus di pihak lain.
            Dalam sebuah myofibril, sejumlah mifilamen halus berpangkal pada lempeng Z dan meluas ke setengah lempeng I dan sebagian dari lempeng A sampai batas lempeng H. Dengan demikian lempeng H dibatasi oleh ujung-ujung miofilamen halus dari kedua belah pihak, sedang miofilamen tebal yang berada sebagian di antara miofilamen halus, perluasannya dalam satu sarkomer dimulai dari batas lempeng I di suatu pihak, sampai batas lempeng I di pihak lain. Di antara kedua miofilamen tersebut dihubungkan oleh molekul-molekul berbentuk kaitkait pendek yang merupakan bagian dari miofilamen tebal yang dinamakan “cross bridge”.
            Saat berlangsung kontraksi, pada setiap sarkomer ujung-ujung miofilamen halus saling mendekat. Tetapi karena ujung lainnya bertumpu pada lempeng Z, pada saat meluncurnya miofilamen halus terhadap miofilamen kasar dalam upaya mendekati ujung miofilamen diseberangnya, akan mengakibatkan mendekatnya lempeng Z. Aktivitas tersebut akan menyebabkan sarkomer menjadi sempit. Jika seluruh sarkomer di sepanjang serabut otot menyempit, maka seluruh serabut akan memendek pula.
            Jelaslah bahwa kontraksi disebabkan oleh kemampuan saling tarik antara dua macam mioflamen yang diwujudkan sebagai saling menggesernya miofilamen sedemikian rupa sehingga terdapat pelekatan yang maksimal dari masing-masing permukaan miofilamen.