JAM

Rabu, 05 Oktober 2016

Teori Myofilamen



Myofilamen (Si kecil penyebab gerak)
Otot adalah sebuah jaringan dalam tubuh manusia dan hewan yang berfungsi sebagai alat gerak aktif yang menggerakkan tulang. Lapisan atau Struktur otot, antara  lain:

Facia 
Epimysium 
Fasiculus 
Muscle fiber (serabut otot) 
Myofibril 
Myofilamen (Aktin & Miosin)

Setiap serabut otot / sel otot mengandung sejumlah serabut kecil yang sangat teratur kerjanya disebut miofilamen. Gabungan dari beberapa miofilamen akan membentuk miofibril. Miofilamen terdiri dari 2, yaitu aktin dan miosin.
Karakteristik Aktin
  • Filamen tipis berbentuk segi enam yang dikelilingi miosin
  •  Membuat dan memutuskan hubungan dengan miosin selama kontraksi
  • Memiliki tropomiosin dan troponin
  • Tropomiosin terbentuk dari aktin yang berpilin ganda
  • Troponin adalah suatu protein pengatur loncatan ke tropomiosin
Karakteristik Miosin
Sering disebut sebagai filament kasar (coarse filament). Miosin berdiameter 100 amstrong dan panjangnya 1,5Å, filament ini membentuk daerah A atau cakram A. Filament ini tersusun paralel dan berenang bebas dalam matriks. Bagian tengah agak tebal dari bagian tepi. Fungsi dari miosin adalah sebagai enzim katalisator yang berperanan memecah ATP menjadi ADP ditambah energi dan energy ini digunakan sebagai kontraksi. Ciri-ciri miosin yaitu :
  • Filamen tebal
  • Persilangan / proyeksi sekitar filamen
  • Kepala yang bulat melalui jembatan dengan aktin
  • Bentuknya sederhana
  • Semua persilangannya tidak dapat disamakan
  • Pergerakannya selalu berkesinambungan
Bagaimana kontraksi pada Myofilamen :
            Suatu potensial aksi berjalan di sepanjang sebuah saraf motorik sampai ke ujungnya pada serabut otot. Bila suatu impuls saraf tiba di taut neuromuscular. Konsep kontraksi otot juga digambarkan melalui mekanisme peluncuran dalam kontraksi (sliding mechanism of contraction) yang diajukan Andrew Huxley. Pada waktu kontraksi, filamen aktin akan meluncur atau mengerut diantara miosin ke dalam zona H, menyebabkan zona H menjadi pendek. Yang bergerak saat kontraksi adalah garis Z, sedangkan lebar pita A tetap sama. Huxley menjelaskan bahwa pada saat proses kontraksi berlangsung, miofilamen halus (aktin) dikedua pihak dalam sebuah sarkomer, meluncur atau menyusup diantara miofilamen tebal di sekelilingnya, mendekati ujung-ujung miofilamen halus di pihak lain.
            Dalam sebuah myofibril, sejumlah mifilamen halus berpangkal pada lempeng Z dan meluas ke setengah lempeng I dan sebagian dari lempeng A sampai batas lempeng H. Dengan demikian lempeng H dibatasi oleh ujung-ujung miofilamen halus dari kedua belah pihak, sedang miofilamen tebal yang berada sebagian di antara miofilamen halus, perluasannya dalam satu sarkomer dimulai dari batas lempeng I di suatu pihak, sampai batas lempeng I di pihak lain. Di antara kedua miofilamen tersebut dihubungkan oleh molekul-molekul berbentuk kaitkait pendek yang merupakan bagian dari miofilamen tebal yang dinamakan “cross bridge”.
            Saat berlangsung kontraksi, pada setiap sarkomer ujung-ujung miofilamen halus saling mendekat. Tetapi karena ujung lainnya bertumpu pada lempeng Z, pada saat meluncurnya miofilamen halus terhadap miofilamen kasar dalam upaya mendekati ujung miofilamen diseberangnya, akan mengakibatkan mendekatnya lempeng Z. Aktivitas tersebut akan menyebabkan sarkomer menjadi sempit. Jika seluruh sarkomer di sepanjang serabut otot menyempit, maka seluruh serabut akan memendek pula.
            Jelaslah bahwa kontraksi disebabkan oleh kemampuan saling tarik antara dua macam mioflamen yang diwujudkan sebagai saling menggesernya miofilamen sedemikian rupa sehingga terdapat pelekatan yang maksimal dari masing-masing permukaan miofilamen.

3 komentar: